Memaknai HUT SUMBAWA
HUT SUMBAWA KE 63
Bagaimana cara kita mengapresiasi hal-hal yang berarti?
Bagaimana cara kita dapat menciptakan suatu memorisasi akan suatu hal?
Dan Bagaimana cara kita dapat mengoreksi dan mengoreksi dan mengintrupsi hal yang telah terjadi?
Ya,dengan sebuah peringatan singkat,baik dengan perayaan atau sekadar himne dalam kesunyian.
Itu yang berhasi,telah dan akhirnya kami lakukan.
Kami dalam artinya keluarga besar SMAN 01 ALAS ,mengingat dan menghayati arti dari pertambahan umur yang ke-63 dari Kabupaten tercinta-Sumbawa.
Kami mengerti yang kami lakukan bukan sekadar perayaan dengan pertunjukan dan juga kebahagiaan tapi juga cara untuk mengingat kembali hal hal,kesalahan bisa juga sebagai ungkapan rasa syukur kami yang tak tertahankan dan terluapkan ke pertujukan yang berhasil kami persembahkan.
Sebut saja,pertunjukan seni tari dan musik yang kami tutup dengan identitas diri yaitu permainan kami "MAIN HADANG".
Dari hati yang terdalam kami sadar bahwa kami bukannya hanya harus bahagia tapi juga harus mengerti bahwa waktu ini terbatas dan kami sedang menuju batas waktu yang ditetapkan oleh-Nya.
Pertambahan umur,Kabupaten tercinta ini pemerintahannya tak lagi seumur jagung karena sudah sangat matang tapi tak juga dapat dibilang rampung.
Namun pada akhirnya masih banyak pertanyaan yang harus di temukan jawabannya dan masih banyak pekerjaan yang harus di cari solusinya.
Dan juga akhirnya musuh kita adalah musuh dalam selimut.
Siapa dia?
Sejenis mahkluk k*****r yang mementingkan hawa nafsu dari pada nurani,menguras habis hak kami yang katanya disebut "ASPIRASI" dengan menimbunnya dibalik pagar-pagar rumah yang terbuat dari besi.
K********r macam ini harusnya tak ada lagi dan yah,masih banyak yang harus di perbaiki
Singkat saja,Terimakasih kami ucapkan,renungkan dan panjatkan kepada Pencipta Alam Semesta yang telah memberikan batas peradaban yang masih kami emban.
Semoga saja kami tak silau oleh dunia,
Hingga pada saat kami adalah demokrasi dapatlah kami membangun negeri dan pulau tercinta ini.
Tulisan anak bangsa,
Malik Dilaga Kusuma